Kamis, 30 Juli 2015

Percantik Diri dengan Akhlak Terpuji

Wanita cantik memang banyak, tapi jarang yang molek pula akhlaknya. Ibarat bunga yang indah, tapi tak wangi. Oleh karena itu, dapatkahlah kecantikan sejati. Kencatikan berupa wajah hati dan rupa budi yang menawan. Ingat bahwa kecantikan itu memancar dari dalam ke luar. Bukan sebaliknya. Sehingga, tanamilah hati dengan keimanan dan kebenaran (al-haq), yang dilandasi ilmu yang benar (shahih). Kemudian, hiasilah dengan perbuatan (akhlak) yang baik, sebagai buah dari suburnya hati dan berseminya tunas iman. Wajah, perilaku dan kepribadian kita akan nampik cantik sekali. Pesona kecantikan yang sesungguhnya, bukan pesona semu yang kasat mata. Bahkan, biar rupa tak jelita, tapi perangainya istimewa.
Untuk membiasakan diri dengan akhlak yang baik dan santun, kadangkala diperlukan latihan yang “keras”. Latihan yang dimaksud adalah dengan menggembleng jiwa dan raga kita kepada perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan sifat dan akhlak yang dimaksudkan. Siapa yang ingin memiliki sifat dermawan dan murah hati, maka dia harus memaksa dirinya untuk berkorban. Siapa yang ingin memiliki hati yang lembut, sabar dan penyayang, maka dia harus memaksa lisannya untuk tidak berkata kasar dan keji, mendidik jiwanya untuk menahan amarah dan lapang dada, serta menghindarkan hatinya dari iri, dengki, jahat dan keras hati. Begitu pula dengan sifat-sifat terpuji lainnya. Hingga ia terbiasa dengan akhlak karimah (mulia) tersebut dan mengikis habis sifat-sifat buruk miliknya.
Kebiasaan itu akan membawa efek yang sangat besar bagi perubahan tabiat. Bukanlah biasa itu karena biasa, baik terpaksa maupun dipaksa? Sebagaimana prajurit yang dilatih dengan disiplin dan latihan keras, ia akan menjadi sosok yang tangguh dan tidak bermalas-malasan. Tapi harus diingat, hasil pembiasaan ini tidak bisa diperoleh hanya dalam sehari dua hari atau tempo yang singkat. Pengaruhnya akan nampak jika latihan dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan.
Untuk mendapatkan kebagusan akhlak, hendaknya kita selalu memohon kepada Allah, sebagaimana yang dipanjatkan oleh Nabi SAW, pemilik akhlak yang agung. “Dan berilah hidayah kepadaku agar baik akhlakku. Tak ada yang mampu memberi hidayah untuk memperbaikinya kecuali Engkau” (HR. Al-Haitsami dan Abu Ya’la).
Satu hal yang wajib kita ingat, bahwa kebaikan dan kesucian diri tidak lepas dari taufik Allah SWT. “Aku tidak bermaksud kecuali (melakukan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah” (QS. Huud: 88).
Yang pasti, apa yang kit alakukan bukan karena kemampuan kita semata. Karena seluruh kemudahan dan kemampuan yang ada adalah karunia Allah. Semua karena Allah. Tidak ada kemudahan kecuali Allah. Semua karena Allah. Tidak ada kemudahan kecuali yang ia mudahkan dan takkan ada kesulitan jika ia menjadikannya mudah. La quwwata illa billah. “Wahai Zat Yang Maha Hidup, Wahai Zat yang terus-menerus mengatur hamba-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon perlindungan, dan perbaikilah seluruh keadaanku, serta janganlah Engkau (menjadikan) aku bersandar pada diriku, sekejab matapun” (Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah, No. 27)

source :  http://wulandarialzura.blogspot.com/2012/06/menjadi-muslimah-cantik-luar-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar